Kamis, 22 Maret 2012

Risau Akan Pamit

Antara jam 1 tengah malam, aku mendengar suara orang sedang melakukan pembicaraan di depan rumah. Setelah ku dengar dengan seksama, ternyata itu suara beberapa orang perempuan. Ku perhatikan dari celah gordin ternyata itu Sutini dan Mak Nem duduk berdesakan di becak, Kunyil dan Sriti duduk berdiskusi. mereka semua adalah orang yang tinggal di Apartemen Sidotopo. Dengan perlahan aku membuka pintu dan melangkah keluar.
"Nganggu, Pak?" Tanya Mak Nem.
"Tidak"
"Mengungsi." Sambung Sutini
"Takut Pak," sahut Kunyil yang kemudian menceritakan bahwa beberapa saat yang lalu sempat terdengar suara orang yang mengeluh diakhiri suara orang ngorok dan terengah-engah.Sriti pun juga mendengar hal yang sama ketika akan mandi sore tadi. Aku hanya mengangguk malkum dan teringat bahwa 5 hari yang lalu memang ada kejadian pembunuhan di los apartemen tersebut. Semua bermula dari pesta miras. Aku hanya berpikir apa karena mereka mabuk membuat kehilangan kontrol emosi sehingga kejadian itu terjadi atau memang sudah ada permusuhan sejak lama. Yok (20 tahun) adalah korban pertama pembunuhan tersebut. Ia ditemukan tewas di tempat dengan leher hampir putus, dada, dan pipinya dibacok. War (23 tahun), korban kedua, sekalipun terluka cukup parah, tetapi mesih bisa bertahan hidup dan dibawa ke rumah sakit. Setelah tidak ada pembicaraan dari para perempuan tadi, aku terdengar samar-samar suara orang bersedih, lalu terengah-engah karena menangis. Dengan ragu-ragu, aku masuk ke los apartemen itu dengan seksama mencari sumber suara. Tidak terasa aku semakin dalam memasuki apartemen itu mendekati ruang dimana Yok terbunuh. Sampai di lantai tiga seakan-akan ada angin yang mendahuluiku masuk ke lantai tiga itu yang membuat bulu kudukku berdiri. Seketika itu juga aku memutuskan keluar dari apartemen itu.
"Ada apa Pak?" tanya Mak Nem.
"Tidak apa-apa." balasku untuk menutupi apa yang baru saja terjadi.
Sesudah kejadian malam itu, banyak tetangga yang tinggal di sekitar apartemen itu melaporkan kejadian aneh di rumahnya dan salah satunya juga mendengar sama persis dengan apa yang aku dengar. Maka dipanggilan orang pintar ke tempat itu dan diketahui bahwa ternyata arwah Yok belum tenang di sana. Maka kami mengadakan tahlilan untuk Yok, berharap semoga arwahnya tenang di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar